Skip to main content

Sebuah Persembahan; Lagu Perjuangan Nasionalisme Nahdlatul Ulama

Oelama Koempeh Djambi 1914-1921
Oelama Koempeh Djambi 1914-1921
Dalam suasana 'pepenget' hari lahir (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-92 pada 16 Rajab di tahun 2015 ini saya hendak memberikan sesuatu yang mudah-mudahan dapat memberikan semangat bagi seluruh pejuang-pejuang (muballigh) NU, khususnya dari kalangan pemuda-pemudinya. Lebih-lebih pada tahun ini pula akan dihelat muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang Provinsi Jawa Timur.

Sebelumnya patut saya utarakan, bahwa untuk mencari (dalam bahasa saya mengais) lagu-lagu dan lirik-lirik tembang perjuangan lawas yang biasa digemakan oleh para mujahidin Nahdliyyin baik ketika revolusi fisik kemerdekaan maupun pada zaman Gestapu, bukanlah suatu perkara yang mudah. Sekaligus mungkin, melalui maqolah ini saya menghimbau dan berharap kepada seluruh pembaca dapat berpartisipasi untuk mencari lirik maupun lagu-lagu lawas terkait perjuangan dan nasionalisme yang bersumber dari pondok pesantren. Lirik-lirik tersebut nantinya akan digubah (aransemen) ulang agar 'layak' dengar untuk zaman sekarang ini. Demikianlah, ya demikianlah semoga pelacakan dan pengepulan yang saya lakukan selama ini dapat membawa manfaat bagi seluruh pembaca dan penikmat lagu, khususnya bagi para penggiat perjuangan NU di daerah-daerah.
  1. Lagu Syubbanul Wathon Karya KH. Wahhab Hasbullah rahimahuLlah. [unduh]
  2. Lagu Qasidah Nahdlatul Ulama Karya KH. Fuad Hasyim Buntet rahimahuLlah [unduh]
  3. Lagu Anti-Wahabi (Bahasa Madura) Oleh Cak Sakera, seru dan inspiratif! [unduh]
  4. Lagu Syi'ir Tanpo Wathon Oleh KH. Abdurrahman Wahid rahimahuLlah [unduh]
  5. Lagu Eling-Eling Oleh Gus Wahid Mbolo [unduh]
Hingga detik ini saya masih berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai artefak lagu perjuangan Nahdlatul Ulama dari dunia maya dan dunia nyata di kampung-kampung. Dan usaha penambahan akan senantiasa akan terus dilakukan demi berpartisipasi aktif di dalam perjuangan mempertahankan dan penebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di muka bumi ini.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...