Skip to main content

Bank Syariah Indonesia, Sesuatu yang Masyarakat Perlu Tahu


Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan lembaga perbankan syariah sebagai hasil marger tiga bank BUMN, yaitu BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada bulan Desember 2020 ketiga bank pemerintah tersebut mengalami marger yang diinisiasi BRI Syariah. Bank Syariah Indonesia sendiri diambil dari embrio akuisisi Bank Jasa Arta yang berdiri pada tahun 1969 oleh Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2008 sebagai Unit Usaha Syariah di tahun 2009. 

Sementara, dalam operasionalnya, BSI sebagai buah marger direncanakan mulai efektif beroperasi pada segala levelnya pada tanggal 1 Februari 2021, hal ini secara paralel dikuti dengan rencana integratif, operasional dan layanan perbankan. Marger ini dihitung berhasil mengumpulkan aset sebesar Rp. 214,6 triliun dengan modal inti sebesar Rp. 20,42 triliun. Bank Syariah Indonesia (BSI) nantinya akan berstatus sebagai perusahaan terbuka yang melakukan listing pada Bursa Efek Indonesia dengan kode ticker BRIS. Adapun komposisi investor Bank Syariah Indonesia adalah 51,2% PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 25% PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, 17,4% PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, 17,4% BBRI, 2% DPLK BRI - Saham Syariah dan 4,4% diserahkan pada publik. Struktur komposisi saham tersebut merujuk pada perhitungan valuatif dari masing-masing unit bank yang menjadi peserta marger. 

Manajemen Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam debutnya sebagai bank marger dinahkodai oleh Parman Nataatmaja sebagai Komisaris Utama, dengan anggota Ernie Tisnawati Sule, Eko Suwardi dan Sutanto. Dengan Ngatari sebagai Direktur Utama dengan anggota Kokok Alun Akbar, Fidri Arnaldy, Fahmi Subandi dan Yana Soeprianan. Adapun Dewan Pengawas Syariah dipandegani oleh Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. dan M. Gunawan Yasni sebagai anggota.

Bank Syariah Indonesia (BSI) diarahkan untuk melayani segenap segmen nasabah mulai para pelaku UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bersinergi dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), retail dan investor dunia. Disebutkan, BSI juga akan membuka layanan Trasury and  International Banking guna mengoptimalkan Global Sukuk dengan mengaplikasikan teknologi virtual. Secara korporatif dan wholesale, Bank Syariah Indonesia ditargetkan akan menggarap proyek infrastruktur skala nasional. Diharapkan, selain sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI sekaligus akan berperan sebagai jangkar ekosistem industri halal dan pusat ekonomi syariah di dunia. Dimana, segmentasi ritel BSI akan menjadi mitra utama di dalam pengelolaan dana ibadah haji, umrah, zakat, sedekah dan wakaf di Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...