Skip to main content

Halal & Thoyyib, Tapi Minus Berkah | Kajian Ekonomi Islam Milenial


Untuk memenuhi hidupnya, seorang muslim setidaknya harus melakukan suatu hal, yaitu pengorbanan atau bahasa lainnya, perjuangan. Dalam hal ini, baik berupa modal asset, tenaga, keterampilan, waktu dan kecerdasan. Penghasilan yang diperoleh tanpa semua itu, pasti akan dipandang dengan penuh kecurigaan. Dan untuk mengukur proses pemenuhan akan kebutuhan hidupnya dapat disesuaikan dengan ketentuan hukum positif, hukum agama, hukum adat dan norma kepatutan umum dimana muslim tersebut hidup. 

Hidup dari rezeki yang halal itu tidak mudah, benar. Dibutuhkan keilmuan yang cukup untuk memahami konsep halal itu sendiri. Juga konsep thoyyib dan keberkahan dalam rezeki. Memburu harta secara serampangan justru hanya akan menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanannya di dalam hati dan kehidupan seseorang. 

Selain ilmu, kesadaran bahwa harta yang telah didapatkan secara halal itu terdapat hak orang lain pun perlu ditumbuhkan. Artinya, ada hak orang lain pada setiap rezeki yang kita dapatkan. Dan ketika hak tersebut tidak ditunaikan, maka semesta akan melakukan tugasnya untuk melakukan keseimbangan. Orang tersebut akan merasakan kehampaan yang membagongkan sebagaimana peringatan di atas. 


Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...