Skip to main content

Mbah Wangsadikrama Kalilandak, Beliau Siapa?

"Macan akan melahirkan anak macan, akan menjadi ironi jika anak macan itu ternyata gandrung makan ikan teri.. 😁" - bukan quotes.
Kalilandak - Sebelumnya, desa nan permai ini pernah penulis review, khususnya mengulas tentang sang leluhur desa, yaitu Ki Tunggul Wulung. Sebenarnya, selain beliau masih banyak lagi para pepunden desa yang patut mendapat review, misalnya hikayat Nyai Ronggeng. Seorang martir yang secara tragis dimutilasi sebagai bagian strategi perang ketika Kadipaten Wirasaba menghadapi invasi balatentara Demak Bintoro. Meski demikian, penulis menduga bahwa sebenarnya peristiwa ini terjadi semasa konstelasi pergeseran kekuasaan Demak Bintoro kepada Pajang. Soal Nyai Ronggeng yang cantik jelita ini, panjang ceritanya, dan historis. Jadi bukan sekedar jerene jere atau mitos belaka. Peristiwa huru-hara tersebut berlangsung di lokasi yang kini menjadi areal Pasar Bilungan, masih lingkup Desa Kalilandak juga.

Membahas Ki Tunggul Wulung sendiri banyak penafsiran. Namun penulis lebih memilih pendapat yang menyatakan bahwa beliau adalah salah satu dari satuan pasukan kavaleri dalam Perang Jawa yang digaungkan oleh Pangeran Diponegoro. Sejarah mencatat, salah satu palagan perang 'puputan' di wilayah Wirasaba terjadi di Kecamatan Sigaluh hari ini. Diceritakan dalam sejumlah jurnah sejarah, peperangan sampai mati itu memakan puluhan ribu pengikut Diponegoro melawan para bangsawan yang berafiliasi dengan VOC. Peristiwa ini, sekali lagi, sayangnya kurang mendapat perhatian oleh para sejarahwan lokal dan pegiat sejarah atau budaya setempat. Dikhawatirkan, sejarah akan hilang dan yang hidup hari ini kehilangan jatidirinya sendiri. Di Desa Kalilandak, sebenarnya terdapat beberapa situs yang terpisah di tiga gerumbul atau dusun. Salah satunya malah diduga merupakan salah satu tokoh semenjak era Hindu-Budhha, lokasinya ada di Grumbul Srengseng. Lain waktu kita akan coba ulas di sini.

Nah, pada postingan kali ini akan kita bincangkan tentang seseorang yang istimewa lainnya. Tapi, kita sambung next time ya..



Ibu kandung penulis tulen berasal dari desa ini. Beliau putera San Muchidi (Hasan Muchidi, red), bin Mad Rochim (Achmad Rochim, red), bin Wangsadikrama.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...