Skip to main content

Nama Ruh Perspektif Kang Aldie


Beberapa saat lalu netizen yang beriman digegerkan oleh kalam salah seorang ustadz pesohor. Dalam kajian yang disiarkan secara virtual, beliau menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki nama ruh dan nama jasad. Nama jasad rasanya tak perlu diulas lagi. Itu nama yang selama ini melekat pada diri seseorang dari hasil pemberian orang tuanya. Tapi nama ruh, apa pula itu? 

Jadi begini, dalam pandangan para pembelajar dunia hukum Islam (fikih), konsep alam kesadaran tentu suatu hal yang tidak akrab menjadi pembahasan. Bahkan bagi seorang salik sekalipun, masih banyak yang belum 'sampai' pada pembelajaran pada bab-bab atau bilik-bilik pemahaman tertentu. Mengingat sifat keilmuan yang sedemikian personal, pemahaman bilik-bilik alam ruhani ini membuatnya tidak terjangkau oleh sembarang para penempuh (salik).

Roh, atau ruh adalah istilah umum bagi daya hidup pada suatu makhluk hidup, manusia misalnya. Dalam tradisi intelektual Arabia, roh dapat diperluas pembahasannya dengan sejumlah diksi yang berbeda seperti: qolbun (hati), fuad (sanubari) dan lathifatur robbaniyyah atau ruhul amri. Katagori ruhul amri atau ruh tamyiz ini yang kemudian oleh para 'arifin disebut-sebut menjadi pembeda antara manusia dengan kalangan jin, syaithan maupun malaikat.

Ruh itu jenis zat hidup pasif. Ia yang selama ini menjadi sumber daya ekspresi dari rasa senang, bahagia, sedih, rindu, benci dan marah. Namun, jika zat hidup ini mulai berinisiasi; berkehendak, berniat atau bergerak akan sesuatu, maka itu yang disebut dengan nafsu. Sedangkan ketika zat hidup itu melalukan tafakkur, mengkaji, menganalisa dan memikirkan sesuatu, maka ia disebut dengan akal. Ketiga pembagian besar itu merupakan spektrum zat hidup manusia yang secara sederhana disebut sebagai roh atau nyawa.

ÙˆَÙŠَسْÙ€َٔÙ„ُÙˆْÙ†َÙƒَ عَÙ†ِ الرُّÙˆْØ­ِۗ Ù‚ُÙ„ِ الرُّÙˆْØ­ُ Ù…ِÙ†ْ اَÙ…ْرِ رَبِّÙŠْ ÙˆَÙ…َآ اُÙˆْتِÙŠْتُÙ…ْ Ù…ِّÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ اِÙ„َّا Ù‚َÙ„ِÙŠْÙ„ًا
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” Q.S Al-Israa': 85

 Ya, soal ruh adalah mutlak prerogratif Allah SWT. Namun dalam ayat di atas, tak bisa dibantah, bahwa kita diberi kesempatan untuk mengkajinya seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya tentang ruh. Namun demikian, apapun pencapaian manusia tentang ruh, itu sama sekali tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan samudera ke-Maha MengetahuiNya Allah azza wa jalla.

Imam Malik misalnya, beliau berijtihad bila bentuk ruh itu menyerupai bentuk jasad dimana ruh tersebut tinggal. Dalam renungan saya, jasad yang mengalami disfungsi semacam strooke misalnya, pun akan berpengaruh terhadap disfungsi ruh. Ini bisa dibuktikan dengan mati rasanya jasad yang mengalami kerusakan. Artinya, jasad dapat berpengaruh terhadap ruh. Dan sebaliknya, ruh juga berpengaruh terhadap jasad. Hingga sesorang kemudian meninggal dunia, maka dua elemen jasad dan ruh ini akan kembali dengan urusan mereka masing-masing.

Dalam kitab Durrotun Nashihin bab bayani 'alamil mauti, disebutkan terdapat tiga klasifikasi zat hidup manusia atau ruh: pertama, sulthoniyyah; kedua,  ruhaniyyah; ketiga, jasmaniyyah. Sementara, fase kehidupan manusia itu sendiri berpengaruh pada tipologi dan tingkat ruh yang mengekspresikan jiwa tersebut, seperti: ruh nabati, ruh jamadi, ruh wajdi, ruh hayati, ruh hayawani, ruh nafsani, ruh insani, ruh nurani, ruh rahmani, ruh jamali, ruh kulli, ruh ma'nawiyyah, ruh robbani, ruh illahi, ruhul arwah. Nah semua katagorisasi ruh tersebut di bawah otorisasi ruhul qutb yang disebut dengan istilah ruh idhofi atau 'ulwi.

Lantas, apakah nama seseorang sama dengan nama-nama ruhnya, atau berbeda? Misal, kamu yang diberi nama oleh orang tuamu Aundrey Aprilia apakah mungkin nama ruhnya berbeda, misal Michael Jackson atau Begawan Dasamuka. Bisa jadi! Alahembuh.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...