Skip to main content

Mata Ketiga


Kedua mata manusia itu bersifat dhohir, jadi hanya bisa melihat benda yang dhohir, kasat mata dan tidak bisa melihat dimensi yang ghaib. Jika ada pernyataan bahwa Jin tidak bisa dilihat dengan kedua mata, maka pernyataan itu betul.

Akan tetapi manusia tidak hanya memiliki dua mata yang dhohir saja, melainkan juga memiliki mata yang bersifat bathin.  Ada yang menyebutnya dengan Mata Ghaib, Mata Ketiga, Sixsense. Mata ketiga ini berkaitan dengan kelenjar pineal.

Letak Mata Ketiga ini di titik di antara dua alis, dalam tradisi timur disebut dengan Cakra Ajna. Sedangkan dalam Tarekat Naqsyabandiyah disebut dengan Lathifatu Nafsin Natiqoh. Yang tiap hari harus dibersihkan dengan dzikir khusus.

Mata ketiga ini bersifat ruhani dan tidak kelihatan, maka cara membukanya dengan cara olah ruhani. Maka tidak mengherankan jika orang-orang yang suka laku ruhani, tirakat, dzikir, meditasi dan riyadoh mata ketiganya banyak yang aktif dan terbuka.

Cepat dan lamanya dalam melatih membuka Mata Ketiga tergantung tebal dan tipisnya hijab atau penutupnya yang sering terlihat kadang seperti kabut putih. Begitu juga tehnik dan caranya sangat menentukan lama tidaknya terbukanya Mata Ketiga.

Cara membuka mata ketiga banyak ragamnya ada yang  dengan cara menahan lapar, sebagian ada puasa Tarku Ruh yaitu puasa yang tidak memakan yang ada ruhnya. Ada yang Puasa Mutih yaitu puasa yang meninggalkan segala lauk pauk, ada pula yang ngrowot yaitu hanya makan jenis dedaunan yang bisa dimakan dan banyak cara lainnya sesuai dengan tradisi yang diikutinya.

Orang-orang yang melatih dirinya dalam mengalahkan  jasad dengan cara menahan lapar, maka ruhaninya semakin kuat dan dominan dalam dirinya. Dibarengi dengan dzikir atau doa tertentu  sehingga mata ketiganya menjadi aktif dan bisa melihat dimensi ghaib.

Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ikhya Ulumudin dalam bab Kasru Sahwataini beliau menjelaskan, " Sebahagian ulama berkata barang siapa yang menahan dari lapar empat puluh  hari karena Allah, niscaya terlihatlah baginya  Alam Malakut. Artinya terbukalah  sebagian rahasia-rahasia ketuhanan."

Jika Alam Malakut saja bisa ditembus, apalagi Alam Jin yang derajatnya paling bawah.

Sumber: 

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...