Skip to main content

Tanpa Harga, Mereka Sedang Pameran. Bukan Berjualan!

Berniaga, itu tidak sedang berteka-teki. Padahal, dengan komoditas yang sedang engkau tawarkan. Tanpa harga, banyak sekali peminat yang berpaling dari lapakmu. Mereka enggan, untuk sekedar tahu harga saja musti berbusa-busa di kolom inbox atau WApri. Kegagalan negoisasi pertama di ruang pesan pribadi, kerap kali menimbulkan traumatis untuk menawar kembali untuk komoditas yang lainnya. Pahami benar hal itu. Terbukalah, jadikan ruang marketplace yang sehat dan menenteramkan bagi semua.

Sebenarnya, apa yang sedang engkau sembunyikan? Atau kau bersembunyi dari siapa? Jujur sajalah, bertindak amanah. Itu lebih baik bagi semua. Bukankah engkau juga mengetahui, jika menyembunyikan harga itu suatu perilaku gharar dalam perniagaan. Dan itu dilarang keras dalam ajaran agama. Sementara, gharar itu dekat sekali dengan penipuan yang merugikan. Itu, bukan maksudmu, bukan?

Jika komoditas yang kau jual adalah barang titipan. Dan dirimu mengharapkan selisih keuntungan dari harga jualnya. Bukankah jika terbuka atas margin yang kau targetkan itu, cara ini justru dibenarkan dalam syari'at Islam. Namanya akad murabahah. Itu legal, tak perlu malu-malu atau ragu mematok harga di ruang publik.

Jika komoditas yang kau jual adalah aset kulakan. Bukankah engkau memiliki harga pokok dari sang pemasok. Baik sistem laba jual, bagi-hasil maupun fee dalam menjual adalah rezeki halal yang tidak didapat dari menebar teka-teka di layar publik. Dirimu tidak akan rugi. Dan pembelipun demi melihat harga yang tertera akan memantaskan diri untuk meminangnya. Dengan harga yang dicantumkan, itu akan sangat membantu para pembeli untuk mengukur anggarannya. Pembeli mantap, penjual puas.

Perniagaan yang transparan, baik produk, harga, teknis pengiriman, skema retur dan cara pembayaran akan mendatangkan berkah bukan hanya bagi penjual, namun juga pembeli. Dan pembeli akan menceritakan rasa puasnya berniaga bersamamu kepada teman-temannya. Kejujuranmu akan selalu diburu dan diterima di bumi manapun kakimu berpijak.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...