Skip to main content

Akuntansi Syariah, Aturan atau Nilai?


Akuntansi adalah ilmu pembukuan keuangan suatu usaha. Dalam tradisi lisan Arabia, ilmu pembukuan keuangan perusahaan ini dikenal sebagai al-Hisab. Dan sekalipun bangsa Arabia mengklaim sebagai kaum pedagang, namun ilmu ini terbilang berhenti berkembang hingga awal abad ke-21. Tentu, hal ini menjadi suatu kemusykilan tersendiri bagi kalangan akademisi.

Ilmu al-Hisab sebagai kaidah pelaporan keuangan suatu perusahaan selama ini masih menduplikasi ketentuan akuntansi barat yang menyajikan gugusan jurnal umum, buku besar, jurnal penyesuaian, neraca dan laporan laba-rugi. Adapun untuk analisa laporan keuangan seperti rentabilitas, solvabilitas dan profitabilitas sekali lagi masih berkiblat pada konsep akuntansi konvensional.

Membangun sebuah gugusan keilmuan terapan yang sesuai ketentuan. Apa lagi keilmuan ini pernah ada, terkontaminasi pemikiran sekular untuk lalu dihidupkan kembali tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Bagaimanapun, ilmu akuntansi terlanjur mendapuk Pacioli sebagai bapak akuntansi. Klaim ini tentu dengan menafikan dari mana Pacioli mendapatkan keilmuan tersebut.

Lalu, sekarang bagaimana dengan akuntansi syariah itu sendiri? Apakah sekedar nilai yang diserap dari Al-Qur'an. Atau, membangunkannya kembali sebagai suatu tata aturan atau sistem. Tampaknya, pertumbuhan industri syariah memang menuntut untuk itu. Terma pengelolaan zakat, infak dan wakaf serta banyak lembaga dana umat Islam seperti masjid tentu sangat membutuhkan kehadiran sistem pembukuan yang berkesesuaian dengan nilai tuntunan Al-Qur'an.

Membangun suatu sistem pembukuan usaha, di tengah kemajuan digitalisasi sistem keuangan global sekali lagi menjadi tantangan bagi para ulama, ekonom dan teknokrat. Pembukuan yang sederhana dan mudah dioperasikan telah dinanti oleh kalangan dunia industri syariah dengan dunia akademisi yang kritis. 




Comments

Popular posts from this blog

Daftar Perkuliahan

 Assalamu'alaikum Mahasiswa! Dalam laman ini akan dideskripsikan ruang keilmuan yang diampu Pak Dosen. Tentu, secara berkala akan dilakukan revisi-revisi yang relevan dengan data dan perkembangan keilmuan. Jadi, halaman ini akan menjadi semacam peta perkuliahan yang memudahkan bagi mahasiswa untuk mengakses pokok-pokok tema pengetahuan yang akan dibahas dalam perkuliahan.  Perkuliahan yang akan disematkan di sini mengadung kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan materi-materi yang menjadi diskursus pembahasan. Bagi mahasiswa dan pengunjung, jangan lupa untuk memfollow situs ini untuk memudahkan informasi perkembangan keilmuan yang sedang didalami.  Daftar Perkuliahan: Etika Bisnis Islam Akuntansi Syariah Hukum Gadai Pengantar Ekonomi Syariah

Sejarah Filologis Pondok Pesantren Darussalam Dukuhwaluh

  Secara demografis, Desa Dukuhwaluh merupakan perluasan kawasan Desa Pandak dan Dusun Woeloeng yang berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Bantarwoeni, Desa Karangsari, Desa Bojong dan Desa Artja di sisi selatan. Pemekaran kawasan ini sekaligus menjadikan suatu kawasan administrasi yang baru dengan sebutan Dukuhwaluh. Pada tahun 1992 di sisi barat daya Desa Dukuhwaluh berdiri lembaga pendidikan agama Islam bercorak salafiyyah atas inisiasi Dr. KH. Chariri Shofa, M.Ag atau yang masyhur diingat sebagai Kyai Khariri. Sebelum membuka pemukiman santri di Dukuh Wulung, beliau merupakan salah satu dari badal pendiri dan pengasuh yaitu KH. Muslich bersama Dr. KH. Noer Iskandar al-Barsani di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.

Sarung Berlogo NU Dikecam, Produsen dan Reseller Mengerang.

Ilustrasi Sarung NU Sarung NU Indetitas masih menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Termasuk logo Nahdlatul Ulama (NU) di kalangan pasar Nahdliyyin. Bagi sebagian pembeli, sarung karakter satu ini bukan hanya sekedar sarung biasa, namun lebih sebagai ekspresi ideologis di dalam lingkungan sosial. Dan bagi kalangan produsen dan makelar atau reseller sarung karakter, ini adalah peluang pasar yang kuat. Ini peluang besar memadatkan pundi-pundi penjualan.  Lantas, apakah tingginya permintaan pasar atas sarung karakter ini terpengaruh 'keramat' NU? Tentu saja, tanpa adanya logo tersebut, kain sarung hanyalah selembar kain yang nir-faidah. Sekali lagi NU menunjukkan endorsenya terhadap kreativitas dunia industri tekstil di Indonesia. Logo NU pada Sarung Dikecam Sebenarnya, entah ide siapa yang pertama kali menjadikan logo NU sebagai ornamen sarung. Ada yang menyebut hal ini marak semenjak logo-logo banom NU mulai dijadikan bahan atasan batik pada dasawarsa terakhir ini. Ekspr...